#
  • banners
  • Ads 468x60px

    Sports

    Minggu, 25 Maret 2012

    Unknown

    Mengintip Persiapan Nyepi di Desa Laban Menganti

    Ogoh-Ogoh sedang di persiapkan warga
    GRESIK (Beritanusantara) - Hari raya Nyepi memang selalu identik dengan umat Hindu, terutama umat Hindu yang ada di pulau dewata Bali. Namun, tahukah anda, jika di Gresik pun juga ada sebuah desa yang hampir seluruh masyarakatnya merayakan hari raya umat Hindu?
    adalah desa Laban kecamatan Menganti, sekitar 10% penduduknya beragama Hindu. Maka, tak perlu heran jika di desa mungil tersebut sangat kental dengan suasana layaknya desa-desa yang ada di Bali.
    seperti aktifitas warga yang terlihat beberapa waktu lalu jelang perayaan Nyepi, tampak beberapa penduduk menghiasi rumah mereka dengan umbul-umbul terbuat dari janur kuning. Bahkan, saat kita menengok di lingkungan pura Jagad Dumadi, yang merupakan satu-satunya pura di desa itu, maka hampir di setiap rumah disekitarnya pasti memasang umbul-umbul untuk menyambut datangnya Nyepi.

    Selain umbul-umbul, sebagian penduduk pun terlihat sibuk membersihkan beberapa ogoh-ogoh yang telah dibuat. Rencananya, ogoh-ogoh tersebut akan mereka arak untuk keliling di sepanjang jalan desa sebagai bentuk syukur.

    Bambang (42) Salah seorang tokoh masyarakat Hindu mengatakan, pembuatan ogoh-ogoh tersebut sebagai simbolisasi untuk mengusir segala angkara murka, agar enyah dari desa tersebut. Selain diarak pada malam sebelum hari raya Nyepi tiba biasanya ogoh-ogoh tersebut akan dibakar oleh penduduk desa. Hal itu dilakukan, karena penduduk desa meyakini bahwa patung ogoh-ogoh yang telah dibuat tersebut tidak boleh dibawa pulang kembali. 
    "Karena patung ogoh-ogoh itu kan melambangkan setan atau iblis, jadi ya harus dibakar tanpa sisa,"ungkap Bambang berfilsafat.

    Namun, ada yang unik dalam proses pembuatan ogoh-ogoh itu. Beberapa patung ogoh-ogoh tersebut rupanya tidak hanya dibuat oleh mereka yang beragama Hindu saja. Melainkan, seringkali umat Islam yang ada di desa itu juga membantu proses pembuatan patung ogoh-ogoh. "Walaupun membantunya tidak langsung, seperti memberikan kue-kue atau konsumsi lainnya kepada pemuda-pemuda yang membuat patung itu,"ucap Bambang.
    Menurut Bambang, dalam perayaan hari raya agama lainnya, umat Hindu yang ada di desa itu juga sering membantu agama lain dalam mempersiapkan segala persiapannya. "Ya misalnya kalau malam takbiran, ada juga warga Hindu yang ikut takbiran sebagai penabuh rebana,"kata Bambang.
    Selain bertoleransi dalam hal pembuatan patung ogoh-ogoh, penduduk di desa Laban pun juga menunjukkan rasa saling toleransinya pada saat hari raya Nyepi tiba. Sekretaris desa Laban Eko menuturkan, toleransi tersebut terbentuk dengan sendirinya, tanpa adanya unsur paksaan satu sama lain. "Biasanya kalau Nyepi, bagi umat Hindu ya tetap berada di dalam rumah, sedangkan yang beragama lainnya ya tetap beraktivitas seperti biasanya,"pungkasnya.(i)

    Unknown

    About Unknown -

    Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

    Subscribe to this Blog via Email :