GRESIK (Warta G) - Dana
bantuan untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Gresik dari APBN senilai Rp.45
miliar terancam batal dan dialihkan ke daerah lain. pasalnya, sampai sekarang kondisi
perusahaan milik pemkab Gresik tersebut terus merugi Rp. 4 miliar pertahun.
Direktur Utama
PDAM Gresik, Muhammad menyebutkan kerugian itu didapat dari estimasi penjualan
air setiap kubiknya rugi senilai Rp600 dari biaya produksi. Harga air ke
pelanggan rumah tangga Rp1.250 perkubik dan industri Rp5.600. Pelanggan rumah
tangga mencapai di atas 53 ribu.
"Bisa
tidak merugi, bila harga jualnya dinaikkan. Kami sudah mengusulkan kenaikan 37
persen. Tetapi sampai sekarang belum disetujui bupati dengan alasan harus
diperbaiki pelayanannya," ujarnya.
Memang
dilematis. Dinaikkan harganya, tapi pelayanan PDAM masih dikeluhkan pelanggan.
Masih banyak pasokan air yang digilir perpekannya terutama pelanggan kawasan
Gresik, Kebomas dan Manyar. Belum lagi kualitas pasokan air yang masih keruh
dan tidak layak pakai.
Namun, bila
tidak dinaikkan terus merugi. Padahal bantuan Rp44 miliar dari Ditjen Cipta
Karya tersebut cukup membantu untuk memenuhi kebutuhan air kawasan kota. Karena
menurut Muhammad, dana bantuan itu untuk membangun IPA (instalasi pengolahan
air) di Desa Cangkir, Driyorejo.
"Dana
itu untuk IPA berkapasitas 100 liter perdetik, juga membangun instalasi pipa
sepanjang 15 kilometer dari Cangkir ke Kepatihan di Menganti. Renacannya pipa
dengan diameter 300 milisentimeter," ungkapnya.
Sebenarnya,
lanjut Muhammad, tahun 2011 PDAM Gresik sudah mendapat bantuan dari Ditjen
Cipta Karya Rp26 miliar. Dana itu dipakainya membangin IPA baru dengan
kapaditas 100 liter perdetik. Produksi airnya dipakai memasok pelanggan di
Driyorejo dan Wringinanom.