GRESIK(Warta-G) - Imbas dari aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh sopir bis Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) jurusan Tuban-Bojonegoro di Pemkot Surabaya dan Dishub Surabaya membuat penumpang di terminal Bunder kleleran.
Mulai pagi hingga sore hari para penumpang masih sabar menunggu kejelasan nasib mereka. Karena tidak adanya bantuan dari Dishub Gresik atau bantuan truk dari Polres, akhirnya banyak penumpang yang naik bis jurusan Semarang. Juga tidak sedikit sopir bemo hijau Surabaya-Gresik yang banting stir untuk ambil penumpang diantarkan ke terminal Tuban lama.
Dalam pengamatan Radar Gresik di terminal Bunder, bis Semarangan adalah Jaya Utama, Indonesia, Sinar Mandiri. Menurut Ali Muchsin salah satu penumpang di Bunder mengatakan dirinya terpaksa merogoh kocek lebih lagi. "Biasanya kalau bis Tuban harganya Rp 12 ribu sekali naik. Sekarang ini yang ada bis Semarangan dengan harga Rp 14 ribu itu yang tidak patas. Tidak tahu lagi kalau naik bis Patas," katanya.
Menurut Ali yang pengguna setia bis Tuban karena kerjanya di RS TUban mengatakan bahwa demo itu terjadi setiap 3 bulan sekali. "Sedangkan untuk bemo hijau Surabaya-Gresik para penumpang harus membayar Rp 30 ribu dan turun di terminal lama Tuban," ujarnya.
Sementara itu saat Warta-G mencoba menanyakan pada staff Dishub Gresik, mereka terlihat enggan untuk menjawabnya. "Monggo sama pimpinan saja yang berwenang menjawabnya. Kalau kami takut salah lagi," katanya sambil mewanti-wanti agar namanya tidak ditulis.
Staff dishub Gresik tersebut menambahkan bahwa semua itu keputusan ada di Dishub Provinsi Jatim. "Semua keputusan di Dishub Provinsi dan Pemkot Surabaya yang mempunyai wilayah terminal Oso Wilangun. Terminal Bunder hanya lanjutan dari Oso Wilangun untuk melanjutkan perjalanan ke Tuban atau Semarang saja," pungkasnya.
