Andi Hermawan, dari gila jadi eksportir |
GRESIK (BeritaNusantara) - Andi Hermawan (38) yang tinggal di
Blimbing Malang , setelah tamat kuliah di ekonomi Widyagama Malang,
telah beberapa kali keluar masuk pekerjaan, dari yang sebagai tukang
arsip surat, hingga office boy semuanya telah dilakoninya, namun setelah
mempunyai seorang putra, justru galau dan bingung, puncaknya dalam
mengalami kebingungan ini dengan setiap hari ke pasar dan membawa pulang
batok kelapa, dalam setahun halaman rumah sudah menggunung, dan sang
istri sering uring uringan.
Dengan berbekal peralatan yang minim dan
pengetahuan soal tempurung kelapa seadanya, Hermawan mulai
mengolah tempurung kelapa menjadi
hiasan dan peralatan rumah tangga, tentu
saja dalam bulan pertama masih di tertawakan orang, pasalnya model dan
finishingnya kurang memenuhi keinginan pembeli.
Berkat keuletan dan juga mau belajar terutama dalam hal pameran, inovasi yang dibuat akhirnya mulai bisa di terima oleh masyarakat secara luas, hasil produknya sudah mulai dipergunakan untuk alat rumah tangga bahkan sudah mulai di pajang sebagai hiasan di ruang tamu. pasar yang sudah mulai menerima juga baru tingkat lokal baik di Malang maupun Surabaya.
Berkat keuletan dan juga mau belajar terutama dalam hal pameran, inovasi yang dibuat akhirnya mulai bisa di terima oleh masyarakat secara luas, hasil produknya sudah mulai dipergunakan untuk alat rumah tangga bahkan sudah mulai di pajang sebagai hiasan di ruang tamu. pasar yang sudah mulai menerima juga baru tingkat lokal baik di Malang maupun Surabaya.
Setelah
menjadi binaan dari PT Semen Gresik, Andi Hermawan malah lebih
berkembang lagi, pasalnya pihak PT Semen Gresik sering mengajak pameran
ke berbagai kota, terutama kota besar yang menghargai karya seni, juga
bantuan modal dan pelatihan peningkatan kemampuan (skill) , sehingga
hasil produksinya semakin ber aneka
ragam.
Tahun 2004
sudah diajak PT Semen Gresik pameran di Jakarta Convention Centre, dan
bertemulah dengan pembeli yang dari Australia, setelah cocok dan
disepakati tiap 6 bulan mengirimkan
contoh produknya, dan sampai kini pesanan terus datang dari Australia.
" Meski hanya melayani pembeli yang dari
Australia, tapi bayarnya pakai rupiah lhoooo, pasar lokal kurang
ngangkat, dan karyawan yang ikut membantu setiap harinya mencapai 8
orang, separohnya karyawan tetap," ujarnya bangga saat mengikuti pameran
di halaman Kantor Bupati Gresik.(ikahid)