#
  • banners
  • Ads 468x60px

    Sports

    Senin, 19 Maret 2012

    Unknown

    Kota Santri "Macak" Kota Industri, Jangan Dipaksakan

    GRESIK (Beritanusantara) - Sebagai salah satu kabupaten yang memiliki pertumbuhan Industri tertinggi di Jawa Timur, disadari atau tidak Gresik telah beranjak  dari sebuah kota Santri dengan segala tradisionalitas dan nilai-nilai budaya ketimuran-nya menuju kota metropolitan modern yang glamor dan cenderung menerobos tajam batasan-batasan tradisi yang selama ini diyakini. hal tersebut terlihat nyata setelah diketahui belakangan mulai menjamur ruang-ruang bebas berekspresi  berupa warung dan caffe.
    keberadaan ruang bebas berekspresi tersebut menjadi wajar manakala sudah tersemat pemahaman bahwa  sebagai kota industri, kota dengan segala kemewahan modernitas yang terbawa oleh tingginya arus investasi, ruang bebas berekspresi  tentunya akan mampu melepas kepenatan setelah seharian melakukan aktifitas yang cukup tinggi.
    namun jangan dilupakan bahwa keberadaan warung dan caffe tersebut muncul disaat Gresik belum memiliki tingkat kemapanan sebagai kota industri,dalam artian Gresik kekinian masih belum bisa beranjak dari tradisi masa lalu, Gresik hingga hari ini masih saja dianggap sebagai kota Santri kotanya para wali dan oleh karenanya maka keberadaan banyaknya warung dan caffe yang "bebas berekspresi" itu  bukan malah mengantarkan Gresik menjadi atau menuju "lebih Baik" dan ber-peradaban  tapi malah menunjukkan bahwa secara substansial  belum bisa dan siap menjadi kota industri.
    maka tak heran jika belakangan muncul istilah warung "remang-remang", warung "pangku", hingga karaoke "bikini" yang ber "you can see" atau dalam bahasa lain "caffe atau warung bodong".
    anehnya, pemangku kebijakan seolah tidak tahu dan tidak menyadari duduk persoalannya, semua mentok tertahan pada soal birokrasi yang ketat dan kaku yang ujung-ujungnya adalah "proyek konspiratif".

    secara geografis ekonomis memang gresik sudah siap menjadi kota industri namun secara sosiologis dan antropologis gresik belum boleh dikatakan siap. jadi mustinya undang-undangnya diperbaharui dahulu dan pemerintah perlu pengkajian secara  mendalam supaya dikemudian hari tidak  akan pernah menyesal.
    ingat kolonialisme dan imperialisme di Indonesia beberapa abad yang lalu bukan diawali dengan mengangkat senjata,namun diawali dengan dunia perniagaan dan perdagangan, untuk itu jika salah memahami dan menanganinya maka tak heran jika beberapa puluh tahun kedepan generasi kita akan hilang. pesan funding father kita Jas Merah atau Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah, karena orang yang beruntung adalah orang yang mengerti dan seburuk-buruk manusia adalah yang terjatuh dilobang yang sama. 
    camkan itu.(ik)

    Unknown

    About Unknown -

    Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

    Subscribe to this Blog via Email :